Rabu, 16 Juni 2010

Dunia Menanti La Furia Roja (Spanyol)


Liputan6.com, Durban: Lima hari sudah perhelatan putaran final Piala Dunia (PD) 2010 di Afrika Selatan digelar. Sebanyak 14 partai dari tujuh grup telah dipertandingkan. Hasilnya? Dari sekian banyak tim unggulan, baru Jerman yang tampil memesona. Dengan komposisi tim gado-gado, paduan tua dan muda, anak-anak asuhan Joachim Loew berhasil menghibur penonton lewat kemenangan meyakinkan empat gol tanpa balas saat menghadapi Australia di Moses Mabhida Stadium, Durban, Minggu (13/6) lalu.

Sementara itu, empat tim raksasa lainnya, Argentina, Belanda, Italia, dan Brasil, dinilai belum mampu membuat para penonton berjingkrak kegirangan. Tim Samba yang digadang-gadang bakal tampil sebagai jawara harus bersusah payah membongkar ketatnya pertahanan Korea Utara semalam. Gli Azzurri pun sempoyongan ketika menghadapi La Albirroja. Sami mawon dengan Tim Tango dan Tim Oranye.

Karena itu, di tempat yang sama ketika Tim Panser menuai applaus, Moses Mabhida Stadium, Durban, nanti malam publik sepakbola sangat berharap para seniman bola asal Spanyol mampu menyuguhkan permainan yang indah, enak ditonton, dan tentu saja, gol, ketika menghadapi perlawanan tim medioker Swiss di penyisihan Grup H.

Bersama Brasil, Spanyol diunggulkan sejumlah pengamat dan bursa taruhan untuk tampil di partai pamungkas. Alasannya, kinerja Xavi Hernandez dalam dua tahun terakhir. Di bawah arahan Luis Aragones—yang mengantarkan gelar juara Piala Eropa 2008—Spanyol tak terkalahkan dalam 35 pertandingan secara berturut-turut, 15 kali di antaranya merupakan kemenangan beruntun. Wajar jika optimisme tinggi begitu kuat hinggap di kamp La Furia Roja.

Namun, ada hal lain yang membuat sebagian kecil kalangan meragukan kehebatan Tim Matador di Afrika Selatan. Yaitu, faktor sejarah. Sepanjang keikutsertaannya di ajang Piala Dunia, prestasi terbaik Spanyol terjadi di PD 1950, meraih peringkat keempat. Dalam 11 kali kesempatan berikutnya, Spanyol paling banter melaju ke babak perempat final alias delapan besar, yaitu di PD 1986 (Meksiko), PD 1994 (AS), dan PD 2002 yang berlangsung di Jepang-Korea.

Boleh jadi, Spanyol pun tak tahu dengan pasti penyebab kegagalan tersebut. Hal itu diakui Sergio Busquets, gelandang muda Barcelona yang dipanggil Vicente del Bosque ke dalam skuad resmi. “Kami memang jadi tim favorit. Tapi, di lain sisi, Spanyol tak pernah meraih gelar juara Piala Dunia. Kami kerap dicap jadi kandidat juara. Tapi, pada akhirnya, kami terjungkal. Kami tidak mempunyai rekor ciamik seperti yang ditoreh Inggris, Brasil, Jerman, dan tim-tim besar lainnya. Sulit bagi kami untuk mencari tahu akar penyebab semua ini,” aku Busquets.

Di PD 2010 inilah, kesempatan emas bagi La Furia Roja untuk menghapus kutukan di ajang Piala Dunia. Langkah awalnya, harus dibuktikan Xavi dkk saat menghadapi pasukan Ottmar Hitzfled nanti malam.(MEG/Telegraph)

0 komentar:

Posting Komentar

Teruslah anda berkomentar. Dengan berkomentar di KomputerUnik anda bisa menjadi pelanggan terbaik ..

Jangan Komentar yang mengandung SARA yah.....

KomputerUnik in Facebook

Pengikut

 
Di Edit Ku Aditiyo Eka Nugraha | KomputerUnik | Terima kasih kepada semua pendukung KomputerUnik