Senin, 26 April 2010

MRSA, penyakit yg lebih mematikan daripada AIDS

Mengenal Penyakit MRSA

Berikut penjelasan Tentang Penyakit MRSA

Staphylococcus Aureus Kebal Methicillin ‘MRSA’ itu apa?
Staphylococcus Aureus, disingkat Staph adalah kuman yang ditemukan pada kulit dan hidung kita. Staph biasanya tak merugikan tapi ada kalanya menyebabkan infeksi dan sakit parah. Beberapa jenis Staph telah menjadi kebal terhadap antibiotika methicillin dan lainnya yang dulu dipakai untuk mengobati infeksi. Infeksi yang disebabkan Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus ‘MRSA’ yang kebal methicillin ini sulit diobati, sebab kebanyakan antibiotika takkan membunuh kuman itu.

Bagaimana mendapat infeksi MRSA?
Anda bisa terkena dalam masarakat maupun di rumah sakit atau pusat layanan kesehatan lainnya. MRSA dan Staph lain bisa menyebabkan infeksi dengan memasuki tubuh lewat kulit terbuka atau arus darah. Orang yang mempunyai masalah kesehatan seperti kencing manis atau sistem ketahanan buruk – atau yang kulitnya terbuka karena luka, baru dioperasi atau penyakit kulit, lebih cenderung terkena infeksi Staph.

MRSA bisa menyebabkan:
• infeksi kulit seperti bisul dan Impetigo (luka sekolah),
• infeksi di bawah kulit (cellulitis),
• infeksi yang lebih parah pada tulang, darah, paru-paru dan bagian tubuh lainnya.

Tahunya bagaimana kalau mendapat infeksi MRSA?
Dokter akan mengambil contoh dari bisul, luka atau bagian lain dari infeksi itu. Contoh ini kemudian dikirim ke laboratorium untuk ujicoba.

Caranya mengobati infeksi MRSA?
MRSA dapat diobati dengan antibiotika khusus. Selain itu juga pembalutan dan operasi, tergantung dari jenis infeksinya. Dokter akan memberi nasihat tentang pengobatan terbaik untuk infeksi ini.

Tersebarnya bagaimana?
MRSA tersebar karena:
• menyentuh dan memijit kulit yang terkena misalnya pada bisul atau luka,
• memakai handuk, pakaian atau seprai kotor yang telah dipakai oleh orang yang terkena

infeksi MRSA
• menggunakan alat rias yang telah dipakai oleh orang yang terkena infeksi MRSA,
• tidak teliti mencuci tangan.

Cara mencegah tersebarnya MRSA bagaimana?
Cucilah tangan Anda. Mencuci tangan adalah hal paling penting guna mencegah tersebarnya MRSA.

Cucilah tangan:
• sebelum dan sesudah menyentuh atau membalut bagian yang terkena,
• sesudah ke WC,
• sesudah membuang ingus,
• sebelum menangani atau makan makanan,
• sebelum memegang bayi baru lahir,
• sesudah menyentuh atau menangani pakaian atau kain yang belum dicuci.

Mencucinya bagaimana?
Cucilah baik-baik semua bagian tangan dengan sabun dan kucuran air. Bilas dan keringkanlah sesudah dicuci. Tutupilah bisul dan infeksi kulit lainnya. Tutupilah bisul dan infeksi kulit lainnya di siang hari dengan balut kedap air. Anak yang terkena Impetigo (lepuh kecil atau luka berkerak berwarna madu pada kulit yang disebabkan kuman Staphylococcus atau Streptococcus) seyogyanya jangan dulu ke sekolah atau penjagaan anak sampai sudah sehari penuh diobati.

Jangan pinjam-meminjam:
• handuk, pakaian atau seprai kotor dan kalau tidur seranjang dengan orang lain, lukanya harus terbalut di malam hari,
• alat rias misalnya gunting kuku, pinset, pisau cukur dan sikat gigi.

Cucilah handuk, pakaian, seprai dan barang lain yang mungkin mengandung nanah atau MRSA di mesin cuci. Suhu yang mesti dipasang jangan dikuatirkan.
Keringkan pakaian dan kain di bawah sinar surya karena sinarnya membunuh kuman. Sendok, garpu, piring dsb boleh dicuci seperti biasa.


salah satu artikel tentang korban yang terkena penyakit MRSA :

Tanya, Korban Keganasan MRSA (droz)



Chicago,, Sebelum terkena virus MRSA, Tanya adalah seorang koki profesional yang sangat menikmati hidupnya. Hidupnya berubah 180 derajat pada Maret 2007 ketika Tanya yang berusia 30-an tahun meregang nyawa melawan MRSA.

Awalnya, Tanya sedang memotong seledri dan tanpa sengaja jarinya terluka. Saat itu Tanya berpikir kecelakaan kecil itu adalah hal biasa, dia hanya membersihkan luka dengan alkohol dan memplesternya dan kemudian bekerja lagi.

Keanehan terjadi setelah beberapa jam, saat mengangkat panci dirinya merasakan nyeri yang teramat sangat. Sembilan jam kemudian rasa sakit itu semakin parah dan dia memutuskan ke rumah sakit. Saat di rumah sakit Tanya diberi pil dan oleh dokter diminta istirahat di rumah. Tapi malam hari suhunya melonjak tinggi dia merasakan ada yang tidak beres dari luka kecil saat memotong seledri. Ternyata bakteri MRSA telah masuk dan bergerak cepat menggerogoti dagingnya.

Dalam waktu 60 jam jarinya habis dimakan bakteri. Tanya tertular bakteri pemakan daging dan 9 dokter harus bekerja mati-matian untuk menyelamatkan hidupnya. Para dokter menyaksikan bagaimana bakteri mematikan itu melompat dari lengan ke dadanya tepat di depan mata mereka.

Dokter mengamputasi lengan dan bahu kanan, tapi kemudian menyadari bakteri itu telah menyebar ke payudara kanan. Dokter bedah memutuskan untuk melakukan pengangkatan penuh karena itu adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan hidup Tanya.

Beruntung Tanya masih bisa hidup meski dokter harus mengoperasi 9 kilogram daging dan otot untuk membersihkan tubuh dari bakteri. Kini yang tersisa di tubuh Tanya tidak lebih dari lapisan tipis kulit untuk melindungi tulang rusuknya dan paru kanan.

"Bahkan cocokan peniti bisa langsung ke paru-paru dan aku bisa mati," kata Tanya memperlihatkan rangka tulangnya seperti dikutip dari doctoroz.com, Kamis (1/10/2009).

Penyakit MRSA masih terdengar asing di telinga masyarakat Indonesia. Tapi di AS, sudah menyebabkan 19.000 orang meninggal karena terinfeksi bakteri ini.

oh iya, berhubung da agan yg nnya da obatnya pa ga, rekomendasi obat yang ane dapet dari sumber :health.detik..com adalah
AMOXYCILLIN-500


Pengalaman temen :
saya punya pengalaman di rumah sakit untuk menangani kasus ini, prosedur intinya bahwa kita harus melakukan isolasi terhadap kasus MRSA, untuk mencegah penularan kepada orang lain. Pasien dipisahkan di ruang tersendiri (isolasi), meminimalkan kontak langsung, alat-alat dipisahkan dengan pasien yg lain.

MRSA sumbernya bisa dari luka infeksi atau dalam darah, jika ditemukan bakteri staphylococcus pada luka tersebut maka dilakukan MRSA screening. MRSA screening dilakukan dengan swab (usapan) pada kulit kepala, ketiak, daerah antara jari-jari, area pangkal paha,rongga hidung. Swab tersebut dikirim ke Laboratorium untuk mengetahui bakteri MRSA yang berada dipermukaan kulit. Luka yang terinfeksi seperti biasa dilakukan perawatan luka, namun jika pada daerah2 permukaan kulit yang diketahui positif MRSA maka di anjurkan mencuci/mandi dengan cairan anti-microbial (ada cairan HIBISCRUB) paling tidak 3x sehari.

Untuk obat -obatan untuk MRSA yang dipakai secara suntikan Intravenous kita memakai Vancomycin atau Teicoplainin. Ada juga untuk bentuk salep-nya yaitu Bactroban (bisa dioleskan pada rongga hidung).

Untuk mengetahui evaluasinya maka harus dilakukan MRSA screening ulang dalam waktu satu minggu atau mengirimkan sampel darah/ wound swab pada luka. Hasil MRSA bisa negative atau masih ada bakteri staphylococus-nya (positive). Jika masih positive maka obat-obatan tsb harus dilanjutkan, dan MRSA screening masih tetap dilakukan. Jika negative berarti orang tersebut sudah bebas dari MRSA namun perlu diulang MRSA screening satu bulan berikutnya.

Gan, MRSA bukan suatu penyakit, tetapi suatu keadaan tubuh terinfeksi bakteri (bisa juga secondary infection) yang memerlukan pengobatan antibiotik.

Ini pengalaman saya di rumah sakit, namun kasus ditempat saya sekarang ini sudah jarang terjadi. Banyak sumber-sumber ttg MRSA bisa di cari di website. di tempat kerja saya tersedia S.O.P-nya punya RS (only internal use).

0 komentar:

Posting Komentar

Teruslah anda berkomentar. Dengan berkomentar di KomputerUnik anda bisa menjadi pelanggan terbaik ..

Jangan Komentar yang mengandung SARA yah.....

KomputerUnik in Facebook

Pengikut

 
Di Edit Ku Aditiyo Eka Nugraha | KomputerUnik | Terima kasih kepada semua pendukung KomputerUnik